I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Membran ekstra embrionik merupakan
perluasan-perluasan berlapis membran dari jaringan-jaringan embrio. Pada
dasarnya membran-membran tersebut adalah lipatan-lipatan yang pada akhirnya
tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada embrio yang
sedang tumbuh. Masing-masing membran terbentuk dari sel-sel yang berasal dari
dua lapisan nutfah berbeda.
Alasan digunakannya telur ayam karena mudah
didapat dan memiliki membran ekstra embrional yang lengkap serta mudah diamati.
Terdapat empat macam selaput embrio pada ayam yaitu alantois, kantung
yolk, amnion dan serosa. Telur ayam dilengkapi dengan yolk yang sangat banyak.
Kandungan yolk yang besar ini digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan bahan
makanan yang dibutuhkan embrio selama perkembangan dalam telur. Amnion
merupakan selaput yang membungkus janin sehingga tidak berhubungan langsung
dengan sekitarnya. Serosa tumbuh disekitar kantung yolk dan membungkus seluruh
kantung tersebut, lalu melekat pada cangkang telur.
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat mengenali dan menggambar
morfologi membran ekstra embrional serta menjelaskan fungsinya masing-masing.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan sel embrio di luar tubuh induk setelah oviposisi
(ditelurkan) akan berhenti, sampai kebutuhan lingkungan penetasan dapat
terpenuhi (temperatur, kelembaban, dan ventilasi). Sel-sel tepi mengalami
penebalan tidak sempurna dibagian yang berbatasan dengan yolk, sehingga
terdapat banyak inti tanpa terpisah dari sel-sel itu sendiri (sitoplasma dan
membran sel masing-masing tidak terbentuk). Inti yang banyak ini bergerak ke arah yolk di
bawah. Daerah yang mengandung banyak inti ini disebut jaringan periblast.
Jaringan periblast terdiri atas dua daerah yaitu periblast tengah dan periblast
tepi. Periblast tengah persis di bawah celah horizontal, periblast tepi di
daerah tepi germinal. Jaringan periblast berguna untuk menyalurkan bahan
makanan dari yolk ke embrio (Kosasih, 1975).
Permulaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan
terbentuknya keping neural. Keping ini terjadi lipatan neural. Embrio yang
umurnya ± 24 jam pengeraman, maka akan terbentuk khorda di bawah lipatan neural
pada sumbu tengah embrio. Khorda ini timbul dari sel-sel yang tidak mengalami
diferensiasi di antara kedua lapisan mesoderm. Mesoderma tumbuh ke samping, ke
belakang, dari stria primitiva dan juga tumbuh ke muka kiri dan kanan
notochord, pada saat bersamaan melebar ke daerah ekstra embrional di semua
jurusan, sehingga pada saat pengeraman 48 jam ke atas, kedua lapisan mesoderma
lateral itu akan bertemu di bagian anterior daerah kepala, kemudian bersatu
(Djuhanda, 1981).
Periode pertumbuhan awal sejak zigot mengalami pembelahan berulangkali
sama saat embrio memiliki bentuk primitif ialah bentuk dan susunan tubuh embrio
yang masih sederhana dan kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio itu umum
terdapat pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri atas 4 tingkat yaitu
tingkat pembelahan, tingkat blastula, tingkat gastrula, dan tingkat tubulasi
(Yatim, 1984).
Stria primitiva menjadi sangat mencolok pada inkubasi ke-16 jam dan dapat
dikatakan sebagai stria primitiva paling panjang, sehingga embrio inkubasi umur
16 jam dikhususkan sebagai embrio stadium stria primitiva. Stria
primitiva pada preparat wholemount yang diwarnai, terdiri dari alur di
tengah-tengah yang kedua sisinya dibatasi oleh tebing (torus) primitiva. Ujung
sephaliknya tersusun dari sel-sel yang terpak rapat, yang membentuk suatu
penebalan lokal yang disebut Noda Hensen. Area pelusida sekitar stria
primitiva meningkat penebalannya, yang dua jam kemudian menjadi sangat jelas
dan kemudia disebut area embrional. Bentuknya seperti perisai, disebut perisai
(lempeng) embrional (Soeminto, 2000).
Neural pada janin 24 jam lipatan telah mendekat satu sama lain. Tulang
lipatan neural pertama-tama terjadi di muka somit-somit pertama. Bumbung neural
pada janin 33 jam, telah terbentuk dan adanya dapat dibedakan bagian anterior
yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai bumbung.
Persatuan lipatan neural yang paling akhir terjadi di muka somit terakhir,
lipatan neural mengembang dan menghilang di dalam ektoderm (Djuhanda, 1981).
Selama hari kedua dan ketiga inkubasi pada telur ayam, jaringan
membentuk pembuluh darah berkembang di bagian dalam dari area opaka membentuk
area vasculosa, sedang area di sebelah luar membentuk area vitellina.
Perkembangan pembuluh darah pada area vasculosa dihubungkan dengan diferensiasi
pada sel darah pertama. Perkembangan pembuluh darah pada area vasculosa ini
terjadi pada jalur berikutnya. Pertama dari seluruh kelompok sel mesoderma
terjadi pada area opaka yang berada di sisi dan ujung posterior dari area
pelusida. Kelompok sel-sel ini dinamakan pulau-pulau darah (Balinsky, 1970).
Masing-masing dari empat membran utama yang menyokong embrio merupakan
lembaran sel-sel yang berkembang dari lembaran epithelium yang berada di sisi
luar proper embrio. Kantung kuning telur meluas di atas massa kuning telur.
Sel-sel kantung kuning telur akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah
yang berkembang di membran itu akan membawa nutrient ke dalam embrio. Lipatan
lateral jaringan ekstraembrionik menjulur di atas bagian atas embrio itu dan
menyatu untuk membentuk dua membran tambahan, yaitu amnion dan korion, yang
dipisahkan oleh perluasan ekstraembrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam
kantung yang penuh cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan, dan
bersama-sama dengan korion menyediakan bantalan bagi embrio agar terlindung
dari guncangan mekanis. Membran keempat, yaitu alantois, berasal dari pelipatan
ke luar perut belakang embrio. Alantois adalah kantung yang memanjang ke dalam
selom ekstraembrionik. Alantois berfungsi sebagai kantung pembuangan untuk asam
urat, yaitu limbah bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara alantois
terus mengembang, alantois menekan korion ke membran vitelin, yaitu lapisan
dalam cangkang sel telur. Bersama-sama, alantois dan korion membentuk organ
respirasi yang melayani embrio (Campbell, 2004).
III.
MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah
gunting, pinset, gelas arloji, dan pensil
Bahan yang digunakan adalah embrio ayam umur 15-18
hari.
B. Metode
1. Bahan dan semua peralatan praktikum yang dibutuhkan
disiapkan.
2. Cangkang telur digunting pada sisi tumpulnya secara
melingkar sehingga membran cangkang dalam terlihat.
3. Membran cangkang digunting dengan hati-hati dan
dicari bagian pada membran cangkang yang tervaskularisasi. Bagian tersebut
adalah chorio-allantois.
4. Embrio dikeluarkan dari cangkang dan diletakkan di
atas gelas arloji.
5. Kantung berisi cairan transparan yang langsung membungkus embrio diamati.
Bagian tersebut adalah amnion.
6. Bagian yolk diamati dan saccus vitelinus diamati.
7. Kantung berisi cairan jernih berwarn kekuningan
dengan ukuran lebih besar dari amnion diidentifikasi. Kantung tersebut adalah
allantois.
8. Bagian dalam cangkang telur diamati. Ditemukan
chorion/serosa.
9. Embrio dengan membran ekstra embrional digambar dn
disebutkan bagian-bagiannya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
B. Pembahasan
Pengamatan membran ekstra embrional kelompok 2 tidak mendapatkan hasil.
Hal ini disebabkan setelah cangkang dibuka, tidak ada embrio didalam telur. Hal
ini mungkin disebabkan kesalahan selama menginkubasi telur atau telur yang
digunakan tidak fertil (tidak dibuahi).
Hasil praktikum yang diharapkan menunjukkan membran ekstra
embrionik pada ayam sesuai dengan Campbell (2004), yang menyatakan bahwa
lapisan jaringan yang berada di luar proper embrio berkembang menjadi empat
membran ekstra embrionik yang mendukung perkembangan embrio selanjutnya di
dalam sel telur. Keempat membran ini masing-masing merupakan satu lembaran sel,
yaitu kantung kuning telur (yolk sac), amnion, korion, dan alantois).
Tahap-tahap proses pembentukan selaput embrio aves menurut Sumantadinata
(1981). adalah :
1. Amnion
Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa
kantung yang tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas
bergerak didalamnya. Lapisan penyusun amnion adalah somatopleura dengan
ectoderm dibagian dalam dan mesoderm somatik diluar. Pembentukan amnion sejalan
dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstra embrio. Amnion
berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organ-organ tubuh yang
sedang terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan member perlindungan
terhadap goncangan mekanik.
2. Kantung yolk
Kantung yolk adalah selaput ektra embrio yang dibentuk paling awal.
Selaput embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah dalam
dan mesoderm splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat
pembuluh-pembuluh darah vitelin. Terbentuknya kantung yolk sejalan dengan
pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron, untuk membentuk
saluran pencernaan makanan. Fungsi kantung yolk adalah menghantar untuk embrio,
tempat asalnya sel kelamin. Mesoderm splankniknya merupakan sumber sel-sel
darah dan merupakan organ hemopoletetik paling awal.
3. Albumen
Banyak mengandung air untuk menjaga kelembaban didalam telur .
Selama perkembangan albumen mengental karena airnya semakin berkurang
Setelah alantois tumbuh membesar, albumen akan terdorong keujung stalalantois
yang mengabsorbsi dan mentransfer melalui pembuluh darahkedalam embrio untuk
digunakan sebagai nutrisi. Splanknopleura pembungkus albumen disebut kantung
albumen.
4. Korion
Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan
kearah luar dari amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar) dan mesoderm somatik
(didalam) korion berlawanan dengan amnion, oleh karena itu korionkadang-kadang
disebut amnion palsu (false amnion). Korion akan membungkus selaput –selaput
embrio lainnya. Korion dibentuk dari somatopleura bersamaan dengan pembentukan
amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk oleh adanya pelipatan yang berlawanan
dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm somatik didalam. Korion berada
dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur. Fungsi penting korion adalah
menyerap ion Ca dari cangkang telur dan mendistribusikannya untuk pembentukan
rangka (tulang) embrio melalui pembuluh darah alantois.
5. Alantois
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir,
bermula sebagai evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan
lembaga endoderm dan mesoderm splanknik, serupa dengan katung yolk, pada ayam,
alantois dan korion (korioalantois) berperan dalam respirasi melalui
pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga penyerapan kalsium melalui
pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi
rapuh dan hal ini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois
membentuk tangkai alantois yang pangkalnyaakan tetap berada dalam tubuh
embrio.bagian distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam
coelum kestrel embrio, yang hampir memenuhirongga telur, selain itu alantois
berada dibawah korion (Carlson, 1999).
Jumlah dan jenis membran embrional bervariasi pada hewan vertebrata.
Ikan dan amphibi hanya memiliki membran ekstra embrional berupa kantong yolk (yolk
sac/saccus vitellinus). Reptil dan aves memilik 4 membran ekstra embrional
yaitu, amnion, chorion, allantois dan saccus vitellinus, pada mamalia chorion
berdiferensiasi menjadi bagian embrional yang menyusun plasenta (Sumantadinata,
1981).
Burung dan mamalia mempunyai membran ekstra embrionik yang sama
dengan reptilia, darimana hewan tersebut berkembang. Ketiga golongan hewan
tersebut sering disebut amniota karena ketiganya sama-sama mempunyai amnion.
Reproduksi burung sangat mirip dengan reptilian, kecuali bahwa burung mengerami
telurnya. Kecuali monotremata primitive yang bertelur, mamalia tidak mempunyai
telur kleidoik dan membran ekstra embrionik membantu dalam pembentukan plasenta
(Villee et al., 1988)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Membran ekstra embrional pada ayam terdiri
dari amnion, chorion, allantois dan yolk sac (kantung yolk).
2. Kantung yolk berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah merah pertama dan menyalurkan bahan makanan. Amnion
berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan,penawar goncangan,
pengaturan suhu intra uterus, dan anti adhesi. Fungsi utama allantois adalah
sebagai tempat penampungan danpenyimpanan urine dan sebagai organ pertukaran
gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Fungsi chorion pada hewan-hewan
ovivar, terutama untuk pertukarangas atau respirasi, sedangkan pada mamalia, chorion
bukan hanya berperan sebagai pembungkus, tetapi juga berperan untuk nutrisi,
eksresi, filtrasi, dan sistem hormon.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah saya laksanakan, saya sarankan :
Praktikan kesulitan mengamati membran ekstra embrio pada ayam, sebaiknya
telur yang digunakan fertil.
DAFTAR PUSTAKA
Balinsky, B.I. 1970. An Introduction to Embryology. W.B. Saunder
Company, London.
Campbell, N.A., Reece, J.B. 2004. Biology, 5th ed. San
Francisco,Benjamin Cummings.
Carlson, Bruce M. 1999. Human Embryology and Developmental Biology.
Mosby, New York.
Djuhanda, T. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico, Bandung.
Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta.
Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas
Biologi UNSOED, Purwokerto.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan
Pemeliharaan di Indonesia. Sastra Budaya, Bogor.
Villee, C. A., Walker, W. F. and Barnes, R. D. 1988. Zoologi Umum.
Erlangga,
Jakarta.
Yatim, Wildan. 1984. Embriologi. Tarsito, Bandung.