I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pelaksanaan pratikum perkembangan hewan tentang metamorfosa dan
regenerasi adalah untuk memberikan penambahan yang lebih akurat dalam
mempelajari materi kuliah tentang metamorfosa dan regenerasi. Kita mengetahui
tahap-tahap dari metamorfosa katak, proses-proses yang terjadi pada saat
metamorfosa tersebut, dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
proses metamorfosa tersebut. Pada pengamatan regenerasi planaria kita dapat
melihat perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan
semula.
1.2 Teori
METAMORFOSA
KATAK DAN REGENERASI PLANARIA
A.
Metamorfosa
Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara,
sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis
merupakan
perubahan bentuk
selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup
banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu dan serangga (Berryl, 1979).
Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis. Setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan
bentuk atau struktur melaui pertumbuhan sel atau diferensiasi sel.
Metamorphosis biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda, dimulai dari larva
atau nimfa kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies
dewasa (anonymous, 2008).
Pada metamorphosis ini, terjadi tiga proses perubahan, walau hanya dua
diantaranya merupakan peubahan yang radikal. Pertama terjadi penciutan bahkan
habis sama sekali struktur yang sebelumnya sudah ada (regresif), kedua
terbentuk organ ang sama sekali baru (progresif), sedangkan perubahan ketiga
yang tidak begitu tampak dari luar adalah perubahan dari struktur yang sudah
ada menjadi struktur baru dari organ yang sama. Perubahan ketiga ini terjadi
untuk memenuhi kebutuhan yang berubah, yaitu kebutuhan kehidupan larva menjadi
kebutuhan kehidupan hewan dewasa.
Pada banyak spesies hewan, perkembangan embrio menuju fase larva memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dengan organism dewasa. Seringkalai
bentuk-bentuk larva terspesialisasi untuk beberapa fungsi, seperti untuk
pertumbuhan, atau penyebaran larva pluteus pada Sea Urchin, misalnya bias
berpindah bersama arus laut, sedangkan bentuk dwasanya seringkalai hidup pada
lingkungan yang berbeda (Salle, 1961).
Selama metamorphosis, proses perkembangan diaktifkan oleh spesifik
hormone dan seluruh perubahan organism untuk mempersiapkan dari bentuk
eksistensi baru. Perubahan ini tidak semaga-mata perubahan bentuk pada bentuk
berudu katak, metamorphosis menyebabkan perkembangan maturasi dari enzim-enzim
hati, hemoglobin dan pigmen mata, termasuk juga remodeling system syaraf,
pencernaan dan system reproduksi. Dengan demikian system metamorphosis
merupakan suatu perioda perubahan dan perkembangan dramatis yang meliputi
seluruh bagian tubuh organisme (Salle, 1961).
Rangkuman
beberapa perubahan metamorfik pada anura
sistem
|
larva
|
dewasa
|
Pergerakan
|
Di aquatic, dengan sirip ekor
|
Di terrestrial, kaki tetrapoda
|
Respirasi
|
Insang luar berbulu, kulit,
paru-paru, hemoglobin larva
|
Kulit, paru-paru, hemoglobin
dewasa
|
Sirkulasi
|
Aorta anterior
dan posterior
|
Vena jugular
|
Makanan
|
Herbivora,
mulut kecil, usus halus panjang, gigi tanduk.
|
Karnivora,
mulut besar, lidah panjang, usus halus memendek
|
Saraf
|
Mauthner’s neuron, tidak ada
membrane nictitans
|
Degenerasi mauthnerisneuron
membrane tymphani, perkembanagn otot mata, membran nictitans
|
Ekskresi
|
Sebagaian besar ammonia, sebagian
urea (ammonotelic)
|
Sebagian beasar urea
(ureotelic)
|
Kulit
|
Tipis, epidermis bilayer, dengan
dermis tipis tidak berkelenjar, kelenjar granular
|
Epidermis bertingkat, dermis
mengandung kelenjar mucus dan
kelenjar granular.
|
(Salle, 1961).
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut
akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas
menjadi berudu. Setelah berumur 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang
berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup
oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk
kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya
mulai terbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru.
Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan menjadi
katak dewasa (Anonimous, 2008).
Semua perubahan-perubahan yang terjadi selama metamorfosis ini dikontrol
oleh hormon thyroksin (T4) dan triiodothyrionin (T3) yang dihasilkan oleh
thyroid. Sebenarnya kedua hormone ini juga terdapat pada periode larva tetapi
pengaruhnya menghasilkan sebagai hormone tumbuh dari larva dan menghalangi
metamorfosis. Pada metamorfosis, produksi dari T4 dan T3 meningkat karena
berkembangnya hipotalamus yang mempengaruhi hipofisa untuk menghasilkan TSH dan
menghalangi sintesis prolaktin, TSH akan merangsang kelenjar thyroid dalam
memproduksi T3 dan T4 (Gani, 1989).
Berbagai organ tubuh memberikan respon yang berbeda terhadap hormone
thyroid sewaktu metamorfosa seperti matinya sel, pada ekor dan insang dan
terbentuknya jaringan baru pada pembentukan anggota. Reaksi jaringan terhadap
hormone ini bukanlah tergantung paa daerah dimana jaringan itu terdapat tapi
tergantung pada jenis jaringan tersebut,
jaringan daerah ekor akan tetap berdegenerasi walaupun ekor ini di
transplantasikan kedaerah tubuh (Gani, 1989).
Walaupun kulit
dari daerah ekor ikut berdegenerasi sewaktu metamorfosa ini, ternyata kulit
daerah ekor inu bukanlah dipengaruhin secara langsung oleh hormone thyroksin
ini kulit yang berasal dari daerah ekor akan tetap tumbuh jika ditransplantasikan
kedaerah tubuh. Tapi kulit akan tetap berdegenerasi jika ditransplanytasikan
bersama-sama dengan otot kedaerah tubuh. Jadi yang terpengaruh oleh hormon
thyroxin adalah otot, sedamgkan hilangnya kulit, merupakan efek samping atau
sekunder (Gani, 1989).
B.
Regenerasi
Definisi
regenerasi untuk hewan invertebrata adalah perbaikan secara lengkap sampai
berfungsinya dari beberapa bagian tubuh organisme. Pada banyak protozoa,
porifera, coelentrata, dan planaria serta nemertinia. Memiliki kemampuan
regenerasi fragmen tubuh hingga ukuran 0,5% dari tubuh dan dibawah kondisi
khusus untuk ukuran fragmen yang lebih kecil.
Pada hewan-hewan
tertentu bagian tubuh yang disayat/dibuang/hilang, dapat diperbaiki dengan
sempurna melalui proses regenerasi. Dalam hal ini tampak bahwa kemampuan tumbuh
dan diferensiasi tidak terbatas pada embrio saja, tetapi dapat sampai dewasa
bahkan seumur hidup organisme tersebut. Pada regenerasi, umumnya polaritas
dipertahankan. Contoh hewan yang memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi
adalah planaria dan kecebong.
Kemampuan regenerasi sangat berbeda diantara hewan-hewan. Planaria merupakan
hewan yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Penggantian bagian
tubuh yang hilang atau yang rusak terjadi dalam 2 cara :
1.
Transformasi dan reorganisasi bagian tubuh yang
tertinggal, seperti perubahan atau pembentukan farink baru pada regenerasi
planaria.
2.
pertumbuhan jaringan baru dari permikaan jaringan yang
luka atau hilang dengan bentuk tunas regenerasi atau “blastema”, seperti
pembentukan ekor dan kepala planaria.
Sel pembentuk blastema dapat berasal dari sel yang mengalami dedifferensiasi.
Regenerasi
berlangsung melalui dua cara, yaitu :
- epimorfis, apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru yang disebut blastema di atas jaringan lama.
- Morfalaksis, apabila perbaikan disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama.
Heteromorfis
adalah beberapa percobaan organ yang terbentuk selama proses regenerasi sama
dengan organ yang hilang tetapi adakalanya organ yang terbentuk berbeda dengan
organ yang hilang
II.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat yang digunakan
adalah
tabung aqua gelas kosong sebanyak 14 buah, pinset, petridish, kuas
kecil, silet atau cutter, kertas millimeter, label tempel dan alat tulis.
Sedangkan bahan
yang digunakan adalah kecebong, planaria, kuning telur untuk makanan kecebong
dan daging untuk makanan planaria tersebut.
2.2 Cara Kerja
A. Metamorfosa Katak
- Kecebong yang belum mempunyai kaki, ditangkap dari lapangan, terutama dari tempat air tergenang seperti parit dan sawah.
- Kecebong dipelihara dalam akuarium atau wadah dengan ketinggian air tidak lebih 5 cm dan diberi makan setiap hari.
- Jika memungkinkan lakukan pengamatan setiap hari, catat dan gambar perubahan yang terjadi dari hari ke hari.
- Siapkan petridish, 1 dish untuk 8-10 specimen, beri label setiap dish yang disesuaikan dengan perlakuan.
- Dengan bantuan kuas, ambil specimen, taruh pada kaca objek yang telah ditetesi air, biar tubuhnya memanjang hingga maksimal, lakukan beberapa macam pemotongan pada specimen :
- Di tempat wadah A1, A2, dan A3 potong bagian ekornya
- Di tempat wadah B1, B2, dan B3 potong bagian kepalanya
- Di tempat wadah C1, C2, dan C3 potong bagian ekor dan kepalanya.
- Amati specimen setiap hari dan perhatikan apa yang terjadi serta ukur panjangnya.
cat.kakinya adaa,,, tapi dapusnya kok gak adaaa?
BalasHapus