PENDAHULUAN
A.
Spermatogenesis
Proses
spermatogenensis berlangsung di tubulus seminiferus pada organ testis. Dalam
tubulus seminiferus terdapat berbagai stadium sel gamet yaitu Spermatogonium
merupakan sel gamet jantan yang memiliki kromosom 2n, spermatosit primer
merupakan sel gamet jantan hasil meiosis I dengan jumlah kromosom
2n,spermatosit sekumder merupakan sel gamet jantan hasil meiosis II dengan
jumlah kromosom n, spermatid merupakan spermatosit sekunder yang sedang
mengalami transformasi spermatozoa
B.
Oogenesis
Proses
oogenensis berlangsung dalam ovarium. Prosesnya sudah berlangsung sejak perioda
janin kemudian diteruskan pada saat hewan masuk ke stadium dewasa. Dengan
demikian dalam ovarium dewasa terdapat se telur dari berbagai tahap
perkembangan sel telur mulai dari tahap oosit I sampai oosit II, pada tahap
meiosis II (disamping polosit I). Setelah ovulasi, meiosis II akan di
selesaikan, bila terjadi penetrasi oleh sperma, dimana akan terbentuk polosit
II.
1.3
Tinjauan Pustaka
Proses
pembentukan gonad(sel kelamin) dinamakan gametogenesis. Proses pembentukan
ovum(sel telur) dinamakan oogenesis dan proses pembentukan spermatozoid
dinamakan spermatogensis. Secara keseluruhan gametogenesis secara berurutan
dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode perbanyakan, tumbuh dan
pematangan. (Tatang Djuhanda,1981)
1.
Fase perbanyakan / proliforasi
Pada
fase ini bakal / primordium dari sel-sel yang telah bermigrasi ke gonad melakukan
beberapa kali pembelahan untuk embentuk spermatogonia atau oogenesis. (Yarnelly
Gani.1989)
2.
Fase tumbuh (growth)
Sementara
sebagian spermatogenesis atau oogenesis terus melakukan pembelahan, sebagian
lagi mengalami fase tumbuh dimana ukuran dari sel bertambah besar dari semula
dan DNA dari kromosom menjadi dua kali semula. Sel yang telah mengalami fase
tumbuh ini disebut gametosit primer dan berada pada stadium profase dari
pembelahan meiosis. (Yarnelly Gani.1989)
3.
Fase pemasakan
Fase
dimana gametosit primer mengalami dua kali pembelahan meiosis pertama
menghasilkan gametosit sekunder, sedang membelah meiosis kedua menghasilkan
gamet yang haploid. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari
fase pemasakan imi yaitu agar individu baru yang akan berkembang dari sel telur
yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom yang sama jumlahnya dengan kromosom
induk. Gamet yang haploid ini disebut ootid atau ovum dan spermatid. (Yarnelly
Gani.1989)
4.
Fase Transformasi / perubahan bentuk
Pada
fase ini, spermatid yang merupakan hasil dari meiosis II akan berubah bentuk
dengan terbentuknya bagian kepala, leher atau bagian tengah dan ekor, sehingga
terbentuk sperma yang bergerak (spermatogenesis). (Yarnelly Gani.1989)
Pembentukan
Gamet
Sel-sel
sperma sebenarnya hanya erupakan inti berflagellum. Sperma dihasilkan dalam
testis oleh sel-sel khusus yang disebut spermatogonia. Spermatogonia yang
bersifat diploid ini dapat membelah diri secara mitosis membentuk spermatogonia
atau dapat berubah menjadi spermatosit. .(John W Kimball. 1994)
Meiosis
dari setiap spermatosit menghasilkan 4 sel haploid adalah spermatid. Spermatid
ini dalam proses tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang
menjadi sel sperma. .(John W Kimball. 1994)
Sebuah
sel sperma terdiri atas :
1.
kepala yang mengandung kromosom dalam suatu keadaan kompak inaktif
2.
dua sentriol
3.
ekor
Salah
satu sentriol merupakan badan basal dari flagellum yang merentang sepanjang ekor.
Mitokondria mengelilingi bagian atas flagellum yang menyediakan energy untuk
gerakan pukulan cambuk.(John W Kimball. 1994).
Spermatogenesis
Fase
perbanyakan sel :
Bakal
sel kelamin jantan memperbanyak diri secara mitosis, dan menghasilkan
spermatogonium. Periode ini berlangsung di dalam stadium embrio. Kemudian
selanjutnya di dalam testis. (Tatang Djuhanda. 1981).
Fase
Tumbuh
Di
dalam testis spermatogonium akan tumbuh menjadi bertambah besar. Dinamakan
spermatosit I / spermatosit primer, kemudian mempersiapkan diri untuk
pematangan. (Tatang Djuhanda. 1981).
Fase
pematangan
Pada
periode pematangan, terjadi pembelahan meiosis untuk mendapatkan gamet yang
haploid. Di dalam tubulus seminiferus dari testis spermatosit I mengalami
pembelahan meiosis I. (Tatang Djuhanda. 1981).
Dari
satu spermatosit I akan menghasilkan dua spermatosit II dan nantinya akan
mengalami pembelahan meiosis II dan masing-masing menghasilkan dua spermatid.
Kemudian spermatid akan berdiferensiasi dan berubah bentuk (transformasi)
menjadi spermatozoid. (Tatang Djuhanda. 1981).
Telur
dihasilkan dalam ovary. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah secara
mitosis menghasilkan sel oogonia tambahan.
II.
BAHAN dan CARA KERJA
2.1
BAHAN
-
preparat permanen sperma mencit
-
sperma katak dewasa
-
giemsa
2.2
Cara Kerja
1.
sperma mencit
Preparat
permanen sperma mencit di amati di bawah mikroskop dari perbesaran terkecil,
setelah di dapatkan hasil yang diinginkan maka gambarlah objek.
2.
sperma katak
Katak
segar dibius kemudian diseksi dan isolasi testisnya , potong satu saja
kecil-keci di atas kaca objek lalu cacah sampel kemudian tetesi dengan giemsa
untuk mewarnai material genetic, biarkan 10-20 menit kemudian tutup dengan
cover glass, tekan dengan ujung pensil supaya jaringannya merata dan lihat di
bawah mikroskop.
III
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
3.2
Pembahasan
Gametogenesis
mencakup pembentukan sperma yang disebut spermatogenesis, maupun pembentukan
telur yang disebut oogenesis.
Spermatogenesis
dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar yang
disebut spermatosit primer.Sel-sel ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi
dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan
meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini, yaitu
sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma, merupakan gamet dewasa
dengan sejumlah kromosom haploid.
Pada
pengamatan pertama, praktikan mengamati preparat permanen testis mencit.
Seperti
terlihat pada gambar, bahwa pada preparat permanen, testis mencit jelas
bagian-bagian atau fase-fasenya, yaitu bagian terluar dekat dengan dinding
Tubulus seminiferus adalah spermatogonium berwarna lebih gelap dari
sel-sel lainnya dan memiliki ukuran yang lebih besar, kemudian spermatosit
primer, spermatosit sekunder, spermatid dan paling akhir adalah spermatozoa
yang dekat dengan lumen.
Sedangkan
pada pengamatan yang dilakukan untuk mengamati pereparat segar testis katak,
pratikan mengalami kesalahan saat pembedahan, karena ternyata yang praktikan
bedah bukan katak jantan, tapi katak betina. Sehingga testis dari katak
tersebut tidak ditemukan. Akibatnya praktikan dan teman-teman harus mengulangi
pembedahan .
Dan
pada percobaan ini tidak di dapatkan gambar yang jelas terlihat, hanya bagian
spermatogoniumnya saja yang tampak.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuhanda,
tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico : Bandung.
Gani,
yarnelly. 1989. Embriologi Dasar. FMIPA UNAND. Padang.
Kimbal,
John.W. 1994. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Ville,
claude. A. 1984. Zoologi Umum Edisi Keenam Jilid 1. Erlangga : Jakarta
Anonimous.http//Wikipedia.org.Spermatogenesis
dan Oogenesis.26 Oktober 2010.20:15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar