I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan Invertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki
spesies paling banyak terdapat di muka bumi. Dengan jumlah kira – kira mencapai
1 juta spesies atau 95 % dari jenis hewan merupakan kelompok invertebrata,
tentunya membutuhkan pengklasifikasian jenis hewan tersebut untuk memudahkan
mempelajarinya. Klasifikasi juga bertujuan mengetahui kekerabatan satu
organisme dengan organisme lainnya. Sehingga dapat menunjukkan tentang evolusi
kekerabatannya. Pengorganisasian sejumlah spesies menjadi kelompok-kelompok
yang dapat dimengerti disebut hierari taksonomi. Ilmu taksonomi menjadi
penemuan penting di dalam pengelompokan jenis hewan berdasarkan tingkat atau
hierarki dan pemberian nama (nomenklatur). Taksonomi
hewan invertebrata merupakan ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi
organisme dengan memberikan deskripsi serta penamaan organisme pada hewan
invertebrata. Dengan mempelajari Ilmu taksonomi hewan invertebrata, kita dapat
mengenal jenis hewan invertebrata berdasarkan klasifikasinya, mengetahui bentuk
morfologi dan terminologinya, mengetahui bentuk sistem dan organ penyusun hewan
tersebut beserta fungsinya, serta mengetahui manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Hewan
Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki
struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok
hewan bertulang punggung belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan
peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata, dimensi
tubuhnya kecil, sistem saraf dibawah saluran pencernaan, hidup bebas,
herbivora, carnivora, parasit, predator, dan ada yang bersifat sebagai
plankton, nekton, benthos diperairan. Hewan ini mulai dari bersel satu (protozoa)
sampai bersel banyak (metazoa).
Hewan
invertebrate ini dibagi dalam beberapa filum yang sering kita temui dalam
kehidupan kita sehari-hari, diantaranya yaitu :
a. Filum
Protozoa
Merupakan
hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan,
protozoa berkembang biak secara reproduksi
vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara generatif konjugasi.
Filum protozoa terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas hewan berambut getar
(Ciliata), kelas hewan berkaki semu (Rhizopoda), kelas hewan berspora (Sporozoa),
kelas hewan berbulu cambuk (Flagellata)
b. Filum
porifera (hewan berpori)
Porifera merupakan hewan air dan
hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut,
jadi porifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh porifera seperti
tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai
rongga di bagian dalam) porifera dapat berkembang biak dengan cara generatif
dan vegetatif. Porifera terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas calcarea, kelas
Hyalospongia, dan kelas Demospongia.
c. Filum
coelentrata (hewan berongga)
Coelentrata
berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk
pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah. Coelentrata terdiri
dari 3 kelas, yaitu kelas Anthozoa, kelas Hydrozoa, dan kelas Scyphozoa
d.
Filum platyhelminthes (cacing pipih)
Kata
platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines
(cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini
mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak
bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah. Platyhelminthes
terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas turbellaria (cacing berambut getar),
kelas trematoda (cacing isap), dan kelas cestroda (cacing pita).
e.
Filum Mollusca (hewan lunak)
Sesuai
dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang
dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem
pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran. Mollusca dibedakan
menjadi 4 kelas, yaitu kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram), kelas
gastropoda (golongan siput), kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi), kelas
amphineura
f.
Filum Echinodermata (hewan berkulit duri)
Kata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani “echimos” (landak) dan “derma” (kulit)
semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk
tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem
ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri
yang menonjol. Daya generasinya amat besar. Filum enchinodermata terdiri dari 5
kelas, yaitu kelas bintang laut (Asteroidal), kelas landak laut (Echinoidal),
kelas bintang laut (Opiuroidal), kelas lili laut (Crinoidal), kelas teripang
(holothuroidae)
Mempelajari taksonomi hewan invertebrata tidak hanya
sekedar teori, tapi juga aplikasinya di lapangan. Aplikasi dalam mempelajari
teori baik yang didapatkan selama kuliah maupun praktikum yaitu kuliah
lapangan. Pada kuliah lapangan, kita dapat mengaplikasikan pengetahuan dalam
pengklasifikasian, pengoleksian, identifikasi sampel hewan invertebrata yang
didapatkan.
Hutan Pendidikan dan Penelitian biologi merupakan wahana
alam yang ada di lingkungan universitas andalas yang memiliki
keanekaragaman tumbuhan dan merupakan habitat bagi makhluk hidup, baik hewan
vertebrata maupun avertebrata. Dapat menjadi daerah yang representatif untuk
pengambilan sampel, terutama pada kelas insecta. Di lokasi kuliah lapangan ini
kita tidak dapat mengoleksi hewan invertebrata air atau laut yakni filum Echinodermata, dan Molusca. Pengoleksian sampel tidak mencakup seluruh filum
yang telah dipelajari. Ini karena situasi dan
kondisi yang kurang kondusif sehingga tidak memungkinkan
melaksanakannya di area laut.
1.2 Tujuan
dan Manfaat
Adapun
tujuan dan manfaatnya diadakannya kuliah lapangan invertebrata ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata
2.
Mengenal
cara pengoleksian sampel di lapangan
3.
Mengenal
cara pensortiran, pengawetan dan identifikasi hewan invertebrata di
laboratorium
4.
Mengenal
cara pembuatan laporan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Zoologi merupakan salah satu
cabang ilmu biologi yang khusus membahas tentang hewan dan kadang-kadang
disebut juga ilmu biologi hewan, sedangkan biologi yang membahas tentang
tumbuhan disebut botani dan kadang-kadang disebut juga ilmu biologi tumbuhan.
Zoologi sebagai cabang ilmu biologi dan biologi merupakan salah satu ekspresi
sains. Maka dalam pengembangan zoologi atau pemecahan masalah zoologi
menggunakan metode ilmiah. Dalam membahas metoda ilmiah tidak dapat terlepas dari filsafat sains
(Barnes, 1986).
Pengelompokan
hewan menjadi invertebrata dan vertebrata merupakan pengelompokan yang bersifat
artifisial dan sebagai refleksi sejarah kekeliruan manusia secara relatif.
Suatu ciri dari kelompok hewan dahulu sering dipakai sebagai dasar untuk
memisahkan hewan dalam lingkup yang lebih luas. Berdasarkan logika yang sempit
itu, hewan invertebrata pernah dibagi menjadi kelompok Molusca dan non Molusca
atau Arthropoda dan non arthropoda. Pengelompokan yang terakhir nyaris tampak
benar, karena kebetulan hampir 85 % hewan invertebrata adalah arthropoda
(Johnson, 1992).
Semua hewan
yang ada di muka bumi ini berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeozoicum yang
terdapat dalam air. Hal ini dapat dilihat dari fosil-fosil yang dijumpai,
sebagian dari hewan tersebut dalam perkembangannya pindah ke darat, tetapi
sebagian tetap dalam air, misalnya beberapa kelompok Coelenterata dan hampir
semua filum Echinodermata masih didalam air laut (Jenkins, 2002).
Arthropoda adalah kelompok hewan yang memiliki kaki yang
beruas-ruas (Arthros = berbuku-buku, poda =kaki). Tubuhnya terdiri dari kepala (caput), dada (toraks)
dan perut (abdomen). Pada tiap-tiap somit terdapat
ganglion. Sifat kelamin dioseus, dan kebanyakan metamorfosis. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak berfungsi
mengangkut oksigen dan hanya berfungsi untuk mengangkut zat makanan. Susunan
saraf terdiri dari otak sederhana dan tali saraf perut rangkap (Barnes, 1986).
Arthropoda dibagi menjadi empat
kelas salah satu kelasnya adalah insecta. Tubuh dapat dibedakan atas kepala, dada,
dan perut. Pada kepala terdapat sepasang antena, mata sederhana, mata majemuk,
tipe mulut mengigit, mengunyah, menusuk, dan menghisap. Pada dada umumnya
terdapat 2 pasang sayap dan 3 kaki. Sudah mempunyai jantung, dan bernafas
dengan sistem trakea yang langsung berhubungan dengan jaringan tubuh.
Kelas insekta terdiri dari dua
subfilum yaitu : Apterygota dan Pterygota. Sistem ekskresi melalui saluran
malpighi, lubang kelamin umumnya tunggal dan bermuara di ujung perut. Umumnya
ovipar dan pada stadium pradewasa terjadi metamorfosis yang dibedakan atas
ametabola, hemimetabola, dan holometabola. Habitatnya luas meliputi di darat,
air tawar dan hanya beberapa yang hidup di laut. Subfilum apterygota merupakan
kelompok serangga yang tidak bersayap dan tidak mengalami metamorfosis
(Ametabola), pada ventral abdomen terdapat appendage. Sedangkan pada subfilum
pterygota merupakan serangga bersayap dan mampu metamorfosis terdiri dari
divisi exopterogyta dan endopterogyta. Berikut merupakan ordo yang ada pada divisi
exopterygota yang mempunyai ciri sayap berkembang di luar, stadium pradewasa
disebut larva dan nimpha. Terdiri dari : Ordo Orthoptera ( Sayap lurus ),
mempunyai dua pasang sayap lurus, sayap depan menutup sayap belakang. Tipe
mulut mengigit dan mengunyah, contohnya Valanga,
Periplaneta, Blatta. Ordo Odonata ( capung – capung
kecil ). Mempunyai 2 pasang sayap, mata fecet besar, tipa mulut menggigit dan
mengunyah. Contohnya: Orthoterum, dan
Pantala. Ordo Ephemeroyera ( Lalat), tubuh lunak, tipe mulut dengan antena yang
pendek. Mempunyai 2 pasang sayap yang membentuk membran. Sayap depan lebih
besar daripada sayap belakang, larva hidup di air. Contoh Ephemera. Ordo Isoptera
merupakan serangga sosial, mempunyai dua pasang sayap dengan bentuk dan ukuran
yang sama. Tipe mulut menggigit, contohnya Macotermes
dan Nasutitermes.
Ordo Hemiptera mempunyai dua
pasang sayap, sayap depan sebagian tebal dan sebagian lagi tipis seperti
selaput. Ordo Homoptera, mempunyai 2 pasang sayap yang tebalnya sama, tipe
mulut menghisap dan menusuk. Contohnya : Nilaparvata lugen, Nepothetix, Aphis fabae. Divisi
endopterogyta ( Holometabola ), merupakan sayap berkembang di dalam. Pada
stadia pradewasa disebut larva atu pupa. Terdiri dari ordo yaitu : Ordo Neuroptera, Mempunyai dua pasang sayap yang
sama besar, pada sayap terdapat jalinan sepert saraf, antena panjang. Ordo Coleoptera, mempunyai 2 pasang sayap, sayap
depan tebal disebut elitra. Contohnya Oryctes ribocerous (kumbang kelapa).
Ordo Diptera, mempunyai sepasang sayap, sayap belakang berubah menjadi halter
contoh : Drosophila melanogaster, Anopheles sp. Ordo Hymenoptera merupakan
bangsa semut lebah dan penyengat, contoh : Apis cerana (lebah madu). Ordo Lepidoptera,
sayap ditutupi oleh sisik yang halus, memiliki probosis contoh : Eurema
hecabe, Bombyx mori (ulat sutera).
Echinodermata dalam ekosistem berkedudukan
sebagai hewan pemakan bangkai. Semua jenisnya hidup di lautan, dewasa simetri radial,
larva simetri bilateral, pergerakan dilakukan dengan sistem
pembuluh air kaki ambulakral (sistem ambulakral). Sistem saraf terdiri dari cincin saraf, organ pernafasan dan ekskresi papula.
Dibagi menjadi lima kelas yaitu
Asteroidea (bintang laut), Echinoidea (landak laut), Ophiuroidea (bintang ular
laut), Crinoidea
(lilia laut) dan Holothuroidea (tripang/timun laut). Asteroidea (bintang laut), mempunyai
lengan sebanyak lima atau kelipatan lima. Pada lengannya terdapat duri-duri
tumpul dan juga duri-duri berbentuk catut yang disebut pediselaria misalnya Asyterias foberi dan Linckia sp. Echinoidea (landak laut), berduri panjang dan tajam, misalnya Diadema saxatile (landak laut). Ophiuroidea (bintang ular laut)
tidak memiliki anus dan gerakannya sangat cepat, misalnya
Ophiolepsis sp. Crinoidea (lilia laut) sepintas lalu tampak seperti tumbuhan. Pemukaan oral hewan ini
menghadap ke atas (berbeda dengan echinodermata lainnya), misalnya Ptilocrinus
pinnatus.
Holothuroidea (tripang/timun laut) memiliki daya regenerasi sangat besar,
merupakan echinodermata yang memiliki nilai ekonomi lezat dimakan, misalnya Holothuria
atra. Semua
anggota filum ini hidup di air laut, mempunyai kulit berduri dan simetri radial
dan bergerak lamban dengan bantuan kaki tabung. Perluasan dan penciutan
dilakukan oleh gerakan air laut ke dalam dan ke luar dari sistem pembuluh air (Jenkins, 2002).
Arachnida dapat
dibagi menjadi tiga ordo yaitu Arachnoidea, Scorpionida
dan Acarina. Arachnoidea
(kelompok laba-laba) misalnya Heteropoda
venatoria (laba-laba pemburu), Nephila
maculata (kemlandingan), Latrodectus
mactans (laba-laba janda hitam beracun dan sengatannya dapat mematikan) dan
Argiope aurantina (laba-laba kebun). Scorpionida (kelompok kalajengking) dimana segmen terakhir abdomen
merupakan kelenjar racun telson. Pada mulut terdapat alat
pencapit seperti catut pedipalpus dan
semacam gigi kelisera. Misalnya Thelyphonus
condutus (kalajengking), Chelifer
cancroides (kala yang hidup di tumpukan buku-buku) dan Mastigoproctus giganteus (kalajengking
raksasa). Acarina (kelompok
tungau dan caplak) memilki abdomen yang bersatu dengan sefalotoraks, sebagian
besar jenisnya hidup sebagai parasit. Misalnya Sarcoptes scabiei (caplak
kudis, penyebab penyakit kulit kudis (scabies = kudis)), Dermacentor andersoni (caplak
pembawa ricketsia penyebab demam (typus)), Dermacentor variabilis (caplak anjing) dan Psoroptes ovis (tungau biri-biri)(Hikman,
1997).
Molusca disebut pula sebagai hewan bertubuh lunak. Dibagi menjadi lima kelas yaitu Lamellibranchiata atau Pelecypoda atau Bivalvia. Hewan
berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo
(bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Cangkok
tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu periostrakum (luar), prismatik (tengah, tebal), nakreas (dalam, disebut pula sebagai
lapisan mutiara). Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan,
misalnya Mytilus viridis (kerang hijau), Anadara granosa (kerang darah), Asaphis derlorata (remis) dan
ada pula jenis yang lain yaitu Meleagrina
margaritivera (kerang mutiara) (Hikman, 1997).
Cephalopoda mempunyai kaki yang terletak di kepala (Cephalus = kepala, poda
= kaki) contoh jenis dari kelas ini adalah Loligo indica (cumi-cumi). Mempunyai kantong tinta, cangkang di
dalam tubuh terbuat dari kitin. Mempunyai delapan tangan dan dua tentakel. Sepia sp. (sotong) mempunyai
kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Memiliki delapan
tangan dan dua tentakel. Nautilus
pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar
terbuat dari kapur. Octopus vulgaris
mempunyai kantong tinta, tidak
memiliki cangkang dan mempunyai delapan tangan (Kekurt, 1961).
Protozoa adalah hewan bersel tunggal, tipe eukariot
dengan berbagai tipe simetri tubuh. Struktur tubuh sederhana sampai kompleks,
umumnya mikroskopis. Berdasarkan alat gerak protozoa dibagi menjadi empat kelas
yaitu Rhizopoda (alat geraknya berupa kaki semu), Flagellata(alat geraknya
berupa kaki semu), Cilliata (alat geraknya bulu getar), Sporozoa (tidak
mempunyai alat gerak yang khusus) dan Suctoria (waktu muda bergerak dengan
silia, setelah dewasa dengan pseudopodia atau tentakel). (Johnson,
1992)
Porifera
adalah hewan multiseluler yang dikenal dengan nama spon. Tubuhnya berpori
mempunyai sistem saluran air, sistem saluran air bervariasi dan mempunyai 3
tipe pencernaan yaitu ascon, sycon, rhagon. Anggota filum ini melakukan
reproduksi secara aseksual (pertunasan dengan gemmulae dan pembelahan) dan
secara seksual (gametogami). Berdasarkan spikulanya, hewan ini dikelompokkan
menjadi 3 kelas :
1. Kelas
Calcarea, bahan dasar spikulanya dari kapur. Contohnya Sycon
2. Kelas
Hyalosongiae, vahan dasar spikulanya berasal dari garam silikat. Contohnya Euplektella.
3. Kelas
Demospongia, spikulanya terdiri dari serat sponging. Contohnya Plakina.
Spikula
adalah duri-duri yang membentuk bagian penguat tubuhnya. (Barnes, 1986)
DAFTAR
PUSTAKA
Hickman, Jr. C. P, L. S roberts and A.
Larson. 1997. Integrated Principles of Zoology. WCB Mc. Graw Hill :
Boston
Jasin, Drs. Maskoeri. 1989. Zoologi
Invertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya
Jenkins, Brian. 2002. Learning
Coelenterata. CB Maujpur : New Delhi
Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate.
A Manual for The Use of Students, Cambridge University Press
Miharja, Husna Hidayati. 2005. Komposisi dan Struktur Komunitas
Karang (Schleractinia) di Perairan Pulau Pasumpahan Kota Padang Sumatera Barat. Skripsi Sarjana
Biologi FMIPA UNAND : Padang
Putra, Tandri Eka. 2004. Kupu-kupu (subordo
Rhopalocera) dari Taman Wisata dan Cagar Alam
Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi Sarjana Biologi Universitas Andalas
: Padang
Robert, D. Barnes. 1986. Invertebrata
Zoologi. CBS College Publishing : USA
Yusnita, Fariza. 2004. Laju Pertumbuhan Kerang Batissa violacea
Lamark pada Kedalaman dan Debit Air yang Berbeda. Skripsi Sarjana Biologi
FMIPA UNAND : Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar