Sabtu, 15 September 2012

Laporan Kuliah Lapangan Invertebrata


I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hewan Invertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki spesies paling banyak terdapat di muka bumi. Dengan jumlah kira – kira mencapai 1 juta spesies atau 95 % dari jenis hewan merupakan kelompok invertebrata, tentunya membutuhkan pengklasifikasian jenis hewan tersebut untuk memudahkan mempelajarinya. Klasifikasi juga bertujuan mengetahui kekerabatan satu organisme dengan organisme lainnya. Sehingga dapat menunjukkan tentang evolusi kekerabatannya. Pengorganisasian sejumlah spesies menjadi kelompok-kelompok yang dapat dimengerti disebut hierari taksonomi. Ilmu taksonomi menjadi penemuan penting di dalam pengelompokan jenis hewan berdasarkan tingkat atau hierarki dan pemberian nama (nomenklatur). Taksonomi hewan invertebrata merupakan ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi organisme dengan memberikan deskripsi serta penamaan organisme pada hewan invertebrata. Dengan mempelajari Ilmu taksonomi hewan invertebrata, kita dapat mengenal jenis hewan invertebrata berdasarkan klasifikasinya, mengetahui bentuk morfologi dan terminologinya, mengetahui bentuk sistem dan organ penyusun hewan tersebut beserta fungsinya, serta mengetahui manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata, dimensi tubuhnya kecil, sistem saraf dibawah saluran pencernaan, hidup bebas, herbivora, carnivora, parasit, predator, dan ada yang bersifat sebagai plankton, nekton, benthos diperairan. Hewan ini mulai dari bersel satu (protozoa) sampai bersel banyak (metazoa).

Hewan invertebrate ini dibagi dalam beberapa filum yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari, diantaranya yaitu :
a.       Filum Protozoa
Merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, protozoa berkembang biak secara reproduksi  vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara generatif konjugasi. Filum protozoa terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas hewan berambut getar (Ciliata), kelas hewan berkaki semu (Rhizopoda), kelas hewan berspora (Sporozoa), kelas hewan berbulu cambuk (Flagellata)
b.      Filum porifera (hewan berpori)
Porifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi porifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh porifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) porifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif. Porifera terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas calcarea, kelas Hyalospongia, dan kelas Demospongia.
c.       Filum coelentrata (hewan berongga)
Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata     mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah. Coelentrata terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas Anthozoa, kelas Hydrozoa, dan kelas Scyphozoa
d. Filum platyhelminthes (cacing pipih)
Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah. Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas turbellaria (cacing berambut getar), kelas trematoda (cacing isap), dan kelas cestroda (cacing pita).
e. Filum Mollusca (hewan lunak)
Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran. Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram), kelas gastropoda (golongan siput), kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi), kelas amphineura
f. Filum Echinodermata (hewan berkulit duri)
Kata Echinodermata berasal dari bahasa Yunani “echimos” (landak) dan “derma” (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar. Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas bintang laut (Asteroidal), kelas landak laut (Echinoidal), kelas bintang laut (Opiuroidal), kelas lili laut (Crinoidal), kelas teripang (holothuroidae)
Mempelajari taksonomi hewan invertebrata tidak hanya sekedar teori, tapi juga aplikasinya di lapangan. Aplikasi dalam mempelajari teori baik yang didapatkan selama kuliah maupun praktikum yaitu kuliah lapangan. Pada kuliah lapangan, kita dapat mengaplikasikan pengetahuan dalam pengklasifikasian, pengoleksian, identifikasi sampel hewan invertebrata yang didapatkan.
Hutan Pendidikan dan Penelitian biologi merupakan wahana alam yang ada di                            lingkungan universitas andalas yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan merupakan habitat bagi makhluk hidup, baik hewan vertebrata maupun avertebrata. Dapat menjadi daerah yang representatif untuk pengambilan sampel, terutama pada kelas insecta. Di lokasi kuliah lapangan ini kita tidak dapat mengoleksi hewan invertebrata air atau laut yakni filum Echinodermata, dan Molusca. Pengoleksian sampel tidak mencakup seluruh filum yang telah dipelajari. Ini karena situasi dan kondisi yang kurang kondusif sehingga tidak memungkinkan melaksanakannya di area laut.

1.2  Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaatnya diadakannya kuliah lapangan invertebrata ini adalah :
1.      Untuk mengetahui keanekaragaman hewan invertebrata
2.      Mengenal cara pengoleksian sampel di lapangan
3.      Mengenal cara pensortiran, pengawetan dan identifikasi hewan invertebrata di laboratorium
4.      Mengenal cara pembuatan laporan
                    
II.                TINJAUAN PUSTAKA

Zoologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus membahas tentang hewan dan kadang-kadang disebut juga ilmu biologi hewan, sedangkan biologi yang membahas tentang tumbuhan disebut botani dan kadang-kadang disebut juga ilmu biologi tumbuhan. Zoologi sebagai cabang ilmu biologi dan biologi merupakan salah satu ekspresi sains. Maka dalam pengembangan zoologi atau pemecahan masalah zoologi menggunakan metode ilmiah. Dalam membahas metoda ilmiah  tidak dapat terlepas dari filsafat sains (Barnes, 1986).
Pengelompokan hewan menjadi invertebrata dan vertebrata merupakan pengelompokan yang bersifat artifisial dan sebagai refleksi sejarah kekeliruan manusia secara relatif. Suatu ciri dari kelompok hewan dahulu sering dipakai sebagai dasar untuk memisahkan hewan dalam lingkup yang lebih luas. Berdasarkan logika yang sempit itu, hewan invertebrata pernah dibagi menjadi kelompok Molusca dan non Molusca atau Arthropoda dan non arthropoda. Pengelompokan yang terakhir nyaris tampak benar, karena kebetulan hampir 85 % hewan invertebrata adalah arthropoda (Johnson, 1992).
Semua hewan yang ada di muka bumi ini berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeozoicum yang terdapat dalam air. Hal ini dapat dilihat dari fosil-fosil yang dijumpai, sebagian dari hewan tersebut dalam perkembangannya pindah ke darat, tetapi sebagian tetap dalam air, misalnya beberapa kelompok Coelenterata dan hampir semua filum Echinodermata masih didalam air laut (Jenkins, 2002).
Arthropoda adalah kelompok hewan yang memiliki kaki yang beruas-ruas (Arthros = berbuku-buku, poda =kaki). Tubuhnya terdiri dari kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada tiap-tiap somit terdapat ganglion. Sifat kelamin dioseus, dan kebanyakan metamorfosis. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak berfungsi mengangkut oksigen dan hanya berfungsi untuk mengangkut zat makanan. Susunan saraf terdiri dari otak sederhana dan tali saraf perut rangkap (Barnes, 1986).
Arthropoda dibagi menjadi empat kelas salah satu kelasnya adalah insecta. Tubuh dapat dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat sepasang antena, mata sederhana, mata majemuk, tipe mulut mengigit, mengunyah, menusuk, dan menghisap. Pada dada umumnya terdapat 2 pasang sayap dan 3 kaki. Sudah mempunyai jantung, dan bernafas dengan sistem trakea yang langsung berhubungan dengan jaringan tubuh.
Kelas insekta terdiri dari dua subfilum yaitu : Apterygota dan Pterygota. Sistem ekskresi melalui saluran malpighi, lubang kelamin umumnya tunggal dan bermuara di ujung perut. Umumnya ovipar dan pada stadium pradewasa terjadi metamorfosis yang dibedakan atas ametabola, hemimetabola, dan holometabola. Habitatnya luas meliputi di darat, air tawar dan hanya beberapa yang hidup di laut. Subfilum apterygota merupakan kelompok serangga yang tidak bersayap dan tidak mengalami metamorfosis (Ametabola), pada ventral abdomen terdapat appendage. Sedangkan pada subfilum pterygota merupakan serangga bersayap dan mampu metamorfosis terdiri dari divisi exopterogyta dan endopterogyta. Berikut merupakan ordo yang ada pada divisi exopterygota yang mempunyai ciri sayap berkembang di luar, stadium pradewasa disebut larva dan nimpha. Terdiri dari : Ordo Orthoptera ( Sayap lurus ), mempunyai dua pasang sayap lurus, sayap depan menutup sayap belakang. Tipe mulut mengigit dan mengunyah, contohnya Valanga, Periplaneta, Blatta. Ordo Odonata ( capung – capung kecil ). Mempunyai 2 pasang sayap, mata fecet besar, tipa mulut menggigit dan mengunyah. Contohnya: Orthoterum, dan Pantala. Ordo Ephemeroyera ( Lalat), tubuh lunak, tipe mulut dengan antena yang pendek. Mempunyai 2 pasang sayap yang membentuk membran. Sayap depan lebih besar daripada sayap belakang, larva hidup di air. Contoh Ephemera. Ordo Isoptera merupakan serangga sosial, mempunyai dua pasang sayap dengan bentuk dan ukuran yang sama. Tipe mulut menggigit, contohnya Macotermes dan Nasutitermes.
Ordo Hemiptera mempunyai dua pasang sayap, sayap depan sebagian tebal dan sebagian lagi tipis seperti selaput. Ordo Homoptera, mempunyai 2 pasang sayap yang tebalnya sama, tipe mulut menghisap dan menusuk. Contohnya : Nilaparvata lugen, Nepothetix, Aphis fabae. Divisi endopterogyta ( Holometabola ), merupakan sayap berkembang di dalam. Pada stadia pradewasa disebut larva atu pupa. Terdiri dari ordo yaitu :  Ordo Neuroptera, Mempunyai dua pasang sayap yang sama besar, pada sayap terdapat jalinan sepert saraf, antena panjang. Ordo Coleoptera, mempunyai 2 pasang sayap, sayap depan tebal disebut elitra. Contohnya Oryctes ribocerous (kumbang kelapa). Ordo Diptera, mempunyai sepasang sayap, sayap belakang berubah menjadi halter contoh : Drosophila melanogaster, Anopheles sp. Ordo Hymenoptera merupakan bangsa semut lebah dan penyengat, contoh : Apis cerana (lebah madu). Ordo Lepidoptera, sayap ditutupi oleh sisik yang halus, memiliki probosis contoh : Eurema hecabe, Bombyx mori (ulat sutera).
Echinodermata dalam ekosistem berkedudukan sebagai hewan pemakan bangkai. Semua jenisnya hidup di lautan, dewasa simetri radial, larva simetri bilateral, pergerakan dilakukan dengan sistem pembuluh air kaki ambulakral (sistem ambulakral). Sistem saraf terdiri dari cincin saraf, organ pernafasan dan ekskresi papula. Dibagi menjadi lima kelas yaitu Asteroidea (bintang laut), Echinoidea (landak laut), Ophiuroidea (bintang ular laut), Crinoidea (lilia laut) dan Holothuroidea (tripang/timun laut). Asteroidea (bintang laut), mempunyai lengan sebanyak lima atau kelipatan lima. Pada lengannya terdapat duri-duri tumpul dan juga duri-duri berbentuk catut yang disebut pediselaria misalnya Asyterias foberi dan Linckia sp. Echinoidea (landak laut), berduri panjang dan tajam, misalnya Diadema saxatile (landak laut). Ophiuroidea (bintang ular laut) tidak memiliki anus dan gerakannya sangat cepat, misalnya Ophiolepsis sp. Crinoidea (lilia laut) sepintas lalu tampak seperti tumbuhan. Pemukaan oral hewan ini menghadap ke atas (berbeda dengan echinodermata lainnya), misalnya Ptilocrinus pinnatus. Holothuroidea (tripang/timun laut) memiliki daya regenerasi sangat besar, merupakan echinodermata yang memiliki nilai ekonomi lezat dimakan, misalnya Holothuria atra. Semua anggota filum ini hidup di air laut, mempunyai kulit berduri dan simetri radial dan bergerak lamban dengan bantuan kaki tabung. Perluasan dan penciutan dilakukan oleh gerakan air laut ke dalam dan ke luar dari sistem pembuluh air (Jenkins, 2002).
Arachnida dapat dibagi menjadi tiga ordo yaitu Arachnoidea, Scorpionida dan Acarina. Arachnoidea (kelompok laba-laba) misalnya Heteropoda venatoria (laba-laba pemburu), Nephila maculata (kemlandingan), Latrodectus mactans (laba-laba janda hitam beracun dan sengatannya dapat mematikan) dan Argiope aurantina (laba-laba kebun). Scorpionida (kelompok kalajengking) dimana segmen terakhir abdomen merupakan kelenjar racun  telson. Pada mulut terdapat alat pencapit seperti catut pedipalpus dan semacam gigi  kelisera. Misalnya Thelyphonus condutus (kalajengking), Chelifer cancroides (kala yang hidup di tumpukan buku-buku) dan Mastigoproctus giganteus (kalajengking raksasa). Acarina (kelompok tungau dan caplak) memilki abdomen yang bersatu dengan sefalotoraks, sebagian besar jenisnya hidup sebagai parasit. Misalnya Sarcoptes scabiei (caplak kudis, penyebab penyakit kulit kudis (scabies = kudis)), Dermacentor andersoni (caplak pembawa ricketsia penyebab demam (typus)), Dermacentor variabilis (caplak anjing) dan Psoroptes ovis (tungau biri-biri)(Hikman, 1997).
Molusca disebut pula sebagai hewan bertubuh lunak. Dibagi menjadi lima kelas yaitu Lamellibranchiata atau Pelecypoda atau Bivalvia. Hewan berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Cangkok tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu periostrakum (luar), prismatik (tengah, tebal), nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara). Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya Mytilus viridis (kerang hijau), Anadara granosa (kerang darah), Asaphis derlorata (remis) dan ada pula jenis yang lain yaitu Meleagrina margaritivera (kerang mutiara) (Hikman, 1997).
Cephalopoda mempunyai kaki yang terletak di kepala (Cephalus = kepala, poda = kaki) contoh jenis dari kelas ini adalah Loligo indica (cumi-cumi). Mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin. Mempunyai delapan tangan dan dua tentakel. Sepia sp. (sotong) mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Memiliki delapan tangan dan dua tentakel. Nautilus pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari kapur. Octopus vulgaris mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang dan mempunyai delapan tangan (Kekurt, 1961).
Protozoa adalah hewan bersel tunggal, tipe eukariot dengan berbagai tipe simetri tubuh. Struktur tubuh sederhana sampai kompleks, umumnya mikroskopis. Berdasarkan alat gerak protozoa dibagi menjadi empat kelas yaitu Rhizopoda (alat geraknya berupa kaki semu), Flagellata(alat geraknya berupa kaki semu), Cilliata (alat geraknya bulu getar), Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak yang khusus) dan Suctoria (waktu muda bergerak dengan silia, setelah dewasa dengan pseudopodia atau tentakel). (Johnson, 1992)
Porifera adalah hewan multiseluler yang dikenal dengan nama spon. Tubuhnya berpori mempunyai sistem saluran air, sistem saluran air bervariasi dan mempunyai 3 tipe pencernaan yaitu ascon, sycon, rhagon. Anggota filum ini melakukan reproduksi secara aseksual (pertunasan dengan gemmulae dan pembelahan) dan secara seksual (gametogami). Berdasarkan spikulanya, hewan ini dikelompokkan menjadi 3 kelas :
1.      Kelas Calcarea, bahan dasar spikulanya dari kapur. Contohnya Sycon
2.      Kelas Hyalosongiae, vahan dasar spikulanya berasal dari garam silikat. Contohnya Euplektella.
3.      Kelas Demospongia, spikulanya terdiri dari serat sponging. Contohnya Plakina.
Spikula adalah duri-duri yang membentuk bagian penguat tubuhnya. (Barnes, 1986)


DAFTAR PUSTAKA

Hickman, Jr. C. P, L. S roberts and A. Larson. 1997. Integrated Principles of Zoology. WCB Mc. Graw Hill : Boston

Jasin, Drs. Maskoeri. 1989. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya

Jenkins, Brian. 2002. Learning Coelenterata. CB Maujpur : New Delhi

Johnson, F. Norman. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-VI. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta 
                                                                                                                                                                     Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate. A Manual for The Use of Students, Cambridge University Press

Miharja, Husna Hidayati. 2005. Komposisi dan Struktur Komunitas Karang (Schleractinia) di Perairan Pulau Pasumpahan Kota Padang Sumatera Barat. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA UNAND : Padang

Oemardjati, B. S dan W. Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia – UI Press : Jakarta

Putra, Tandri Eka. 2004. Kupu-kupu (subordo Rhopalocera) dari Taman Wisata dan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi Sarjana Biologi Universitas Andalas : Padang
  
Robert, D. Barnes. 1986. Invertebrata Zoologi. CBS College Publishing : USA

Salmah, Siti. 1994. Diktat Taksonomi Hewan I (Invertebrata). Andalas University Press : Padang

Yusnita, Fariza. 2004. Laju Pertumbuhan Kerang Batissa violacea Lamark pada Kedalaman dan Debit Air yang Berbeda. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA UNAND : Padang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar