Meiosis
Sebelum
tahun 1900 separoh dari jumlah kromosom telah dilaporkan dalam gamet-gamet oleh
Van Beneden dalam penelitiannya dengan cacing Ascaris dan oleh Strasburger pada
tumbuhan. Tetapi banyaknya perubahan yang terjadi serta penampilan dari
kromosom diwaktu meiosis sulit diinterpretasikan. Salah satu yang menjadi
problem ialah sulitnya untuk mengenal kromosom-kromosom homolog. Dalam tahun
1901 Montgomery memberi pengertian tentang kromosom homolog yaitu sebagai satu
set kromosom yang diberikan oleh induk
betina, sedang yang lain diberikan oleh induk jantan.
Seperti
halnya dengan mitosis, meiosis adalah peristiwa yang dialami oleh nucleus, dan
banyak kejadian dari dua proses itu adalahidentik. Namun demikian ada beberapa
perbedaan penting antara dua proses itu yang memberikan hasil genetik yang
berlainan. Misalnya, pada mitosis, dari satu sel induk dihasilkan dua buah sel
anakan yang masing-masing memiliki sifat-sifat genetic yang sama. Pada meiosis,
justru kebalikannya, dimana jumlah kromosom gamet diperoleh dari diploid (2n)
menjadi haploid (n).
Pada
meiosis terjadi dua kali pembelahan nucleus berturut-turut dan terjadilah
kombinasi genetic baru. Oleh karena pembelahan nucleus berlangsung dua kali,
maka setelah meiosis berakhir akan terbentuklah empat inti dinamakan tetrad.
- Tahapan Meiosis I
Profase I
Para ahli sitologi membagi lagi profase I ini
menjadi lima tahapan yaitu:
- leptoten
profase I
Kromosom
– kromosom mulai tampak, merupakan struktur tunggal.
- zigoten
Setiap
kromosom dalam sel berpasang – pasangan dengan homolognya menurut panjangnya.
Proses perpasangan ini disebut sinopsis,
ini merupakan ciri yang amat khas bagi meiosis dan tidak ada pada mitosis.
Homolog yang berpasangan disebut bivalen.
- pakiten
Bivelen
memendek.
- diploten
Kedua
homalog mulai menjauh sehingga tampak kromatid dan kiasmata (titik – titik
tempel) yang terpisah.
- diakinesis
Sentrimer
homolog bergerak menjauh, kromatid terus memendek.
Metafase I
Metafase
I ini hanpir sama dengan metafase pada mitosis yaitu hilangnya membran nuklir
dan munculnya gelendong. Akan tetapi bedanya, pada metafase I sentromer setiap
pasang homolog menjadi tertempel pada gelendongnya – satu diatas dan satu lagi
dibawah equator.
Anafase I
Kedua
sentromer setiap bivalen berpindah ke kutubnya masing – masing, bergerak
berlawanan, masih pada gelendong.
Telofase I
Begitu
sampai ke kutub maka kromosom mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul
kembali, membran nuklir mulai membentuk sekitar kromosom. Jadi telofase
menghasilkan dua sel.
Interfase
Sebelum proses meiosis
berlangsung, sel berada pada tahap interfase. Seperti halnya pada mitosis pada
saat interfase terjadi proses replikasi dari setiap kromosom. Untuk setiap
kromosom akan dihasilkan dua kromatit kembar dengan kandungan informasi genetik
yang identik satu sama lain.
B.
Tahapan Meiosis II
Profase
II
Benang
– benang kumparan terbentuk dan kromosom tersusun dengan cepat pada keping
metafase II.
Metafase II
Masing
– masing kromosom mengarah ke kutub yang berlawanan.
Anafase II
Sentromer
dari kromatid kembar terpisah menjadi kromosom tersendiri bergerak ke arah yang
berlawanan.
Telofase II
Pada
kedua kutub terbentuk nukleid, selanjutnya berlangsung sitokinesis. Pada
sitokinesis akan didapatkan empat sel
kembar dengan masing – masing memiliki kumlah kromosom yang haploid
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, Jhon. 1998. Biologi Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga.
Suryo. 1998. Genetika Strata 1. Yokyakarta : Gajah
Mada University Press.
Suryo. 1995. Sitogenetika. Yokyakarta : Gajah Mada
University Press.
Yatim, Wildan.
1996. Genetika Edisi Kelima. Bandung
: Torsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar