Pati Dan Serat Bahan Serealia dan Biji-bijian
1.Prinsip
Kerja
Mengetahui
faktor isolasi pati pada bahan serealia dan biji-bijian.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sendok teh untuk
mengambil tepung, timbangan, dan gelas untuk mencampurkan sampel dengan air.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung terigu tepung beras, tepung ketan,
tepung maizena, tepung hunkwe, dan air (H2O).
3. Cara kerja
Disediakan sampel berupa tepung terigu, tepung beras, tepung ketan,
tepung maizena, dan tepung hunkwe. Bahan dimasukkan kedalam gelas,
masing-masing sebanyak dua sendok teh. Dimasukkan air hingga mencapai
pertengahan gelas. Diaduk hingga tepung homogen. Diamati dan dicatat waktu terbentuknya endapan, warna endapan dan
larutan.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Dari praktikum pati dan serat bahan sereslia
dan biji-bijian didapatkan hasil sebagai berikut;
Tabel 5. Tinggi dan kecepatan
pengendapan pati pada praktikum pati dan serat bahan serealia dan biji-bijian
No.
|
Perlakuan
|
Tinggi endapan (cm)
|
Kecepatan pengendapan
|
1.
|
Tepung Hunkwe + Aquades
|
1
|
+++++
|
2.
|
Tepung Beras + Aquades
|
1,5
|
++++
|
3.
|
Tepung Terigu + Aquades
|
1,8
|
++
|
4.
|
Tepung Ketan + Aquades
|
1,5
|
+++
|
5.
|
Tepung Maizena +
Aquades
|
0,5
|
+
|
Keterangan : (+++++ , sangat cepat) , (++++, cepat), (+++, tidak terlalu
cepat), (++, lambat), (+, sangat lambat)
4.1 Pembahasan
Dari tabel 4 dapat dilihat tingkat kekeruhan yang berbeda-beda pada
setiap larutan tepung. Tepung yang paling keruh adalah larutan dari tepung
terigu dan yang sedikit keruh adalah larutan tepung hunkwe dan maizena.Dari
tabel 5 juga dapat dilihat bahwa yang paling banyak menghasilkan endapan adalah
larutan dari tepung terigu dan yang paling sedikit membentuk endapan adalah
larutan tepung maizena. Larutan yang paling cepat membentuk endapan adalah
larutan dari tepung hunkwe dan yang paling lama adalah tepung maizena.
Pada tabel 4 dapat kita
lihat bahwa tepung terigu memiliki warna paling keruh dari semua tepung hal ini
disebabkan karena masing-masing tepung memiliki kadar amilosa dan amilopektin
yang berbeda-beda. Yang mana menurut Menurut
Tjokroadikoesoemo (1986), perbandingan antara amilosa dan amilopektin
sangat bervariasi, bergantung pada jenis tumbuh-tumbuhan penghasilnya.
Kadar amilosa pada tepung terigu adalag sekitar 83% sedangkan kadar
amilopektinnya hanya sekitar 17%., Tepung
terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. Tepung terigu
memiliki kandungan pati sebesar 65-70%, protein 8-13%, lemak 0,8-1,5% serta abu
dan air masing-masing 0,3-0,6% dan 13-15,5%. (Koswara 2006).
Pada tepung terigu
mengandung gladinin dan glutenin kandungan ini yang membuat tekstur dari tepung
terigu tersebut menjadi elastis dan ini merupakan kandungan protein pada tepung
terigu. Menurut Widyaningsih dan Murtini, 2006 . glutein adalah
protein yang terdapat pada terigu.Menurut Desrosier, 1988 protein tepung gandum
adalah unik, bila tepung gandum dicampur dengan air di dalam perbandingan
tertentu, maka protein akan membentuk suatu massa atau adonan koloidal yang
plastis yang dapat menahan gas dan akan membentuk suatu struktur spon bila
dipanggang. Jenis tepung gandum yang berbeda memerlukan jumlah pencampuran
(air) yang berbeda.
Warna keruh pada serat tepung terigu ini bisa
disebabkan karena adanya kandungan xantofil yang tinggi pada endosperm gandum yang merupakan bahan dasar
pembuatan tepung terigu. Menurut Buckle(1985), tujuan utama penggilingan gandum
adalah memisahkan endosperma dari dedak dan benih, menghancurkan endosperma
menjadi ukuran tepung (100 mesh). Bleaching (pemutihan dan perbaikan tepung)
yaitu tepung gandum yang dibuat agar berwarna putih, aslinya berwarna krem,
karena adanya zat warna karoten.
Tingkat kekeruhan dan
lamanya proses pengendapan pada tepung maizena atau disebut juga dengan tepung
jagung sangat rendah hal ini terjadi
karena kadar amilosanya dan juga granulanya.Menurut Mauro et al. (2003)
mengatakan bahwa pati jagung terdiri dari 73% amilopektin dan 27% amilosa.
Varietas jagung yang tersusun seluruhnya (100%) dari amilopektin yaitu jenis
waxy/glutinous corn. Sebaliknya, terdapat pula varietas jagung yang mengandung
amilosa dalam jumlah yang tinggi (50-75%). Varietas tersebut dinamakan
high-amylose corn. Mungkin pada praktikum ini tepung jagung yang digunakan
tergolong dalam jenis waxy/glutinous corn yang tersusun seluruhnya 100%
amilopektin sehingga tepung maizena/jagung ini memiliki tekstur yang lebih
kental dan lekat sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengendapan
.Sifat kental pada tepung terjadi karena adanya peristiwa gelatinasi.
Pada tepung beras dan
tepung ketan memiliki kecepatan yang berbeda pada saat pengendapan hal ini
terjadi karena kandungan amilopektin pada tepung ketan lebih tinggi dari pada
tepung beras.hal ini sesuai dengan perkataan Winarno,
2002 semakin kecil kandungan amilosanya atau semakin tinggi amilopektinnya maka
semakin lekat beras atau ketan tersebut.dapat diketahui bahwa ketan lebih
lengket dari pada beras. Pembentukan gel disebut gelatinisasi yaitu peristiwa
dimana granula pati mengalami pembengkakan luar biasa karena menyerap air yang
banyak dan menyebabkan pecahnya granula pati yang bersifat tidak dapat kembali
ke keadaan semula atau biasa disebut irreversibel. Suhu pada saat granula pati
ini pecah desebut suhu gelatinisasi.
Tepung hunkwe merupakan tepung yang paling
cepat proses pengendapan nya karena tepung hunkwe memiliki daya serap yang
tinggi dari pada jenis tepung yang lain. Sebagian besar ilmuan berpendapat bahwa amilosa
dicerna lebih lambat dibandingkam dengan amilopektin (Foster Powell et al.2002;
Behall & Hallfrisch 2002) karena amilosa merupakan polimer dari gula
sederhana dengan rantai lurus, tidak bercabang. Rantai yang lurus ini menyusun
ikatan amilosa yang solid sehingga tidak mudah tergelatinasi.Oleh karena itu
amilosa lebih sulit dicerna dibandingkan dengan amilopektin yang merupakan
polimer gula sederhana, bercabang dan stuktur terbuka (Damayanti dan
Rimbawan,2008)
5.Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat kita tarik
beberapa kesimpulan bahwa :
1.Tepung yang paling keruh dan menghasilkan banyak
endapan adalah tepung terigu,hal ini di sebabkan karena kandungan amilum pada
tepung terigu lebih tinggi dari pada tepung yang lain.
2.Tepung yang paling cepat mengalami
pengendapan adalah tepung hunkwe karena
kandungan amilopektin nya sangat tinggi.
3. Semakin rendah kadar amilosa maka pati akan
bersifat kental dan lekat begitu pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Bucle, K. A,
et al. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.
Behall, K. M., Scholfield, D. J., and Hallfrisch. J. 2002. Plasma glucose and insulin reduction after
breads varying in amylose content. Eur. J. Clin. Nutr. 56:913-920
Damayanti, evi dan
Rimbawan,2008.Penuntun Praktikum Evaluasi
Nilai Gizi.Bogor : IPB
Desrosier,
Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan
Pangan. UI Press. Jakarta.
Foster-Powell, R, S. H. A. Holt,
andJ. C. Brand-Miller. 2002. International table of glycemic index and glycemic
load values: 2002. Am. J. Clinical Nutr.
76:5-56.
Koswara S. 2006. Teknologi Modifikasi Pati.
http://ebookpangan.net.
(diakses pada tanggal 8 Desember 2011).
Mauro DJ, Abbas IR,
Orthoefer FT. 2003. Corn Starch Modification and Uses di dalam : White PJ,
Johnson LA, editor corn : Chemistry and
Technology. Ed ke 2. Minnesota : American Association Cereal Chemists,
Incn.
Tjokroadikusoemo, P.
S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Gramedia: Jakarta.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan. PT. Gramedia : Jakarta
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan. PT. Gramedia : Jakarta
Winarno, F. G. 2004. Kimia
Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar